KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME
karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang disusun untuk memenuhi tugas ilum
dasar keperawatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen
bidang studi yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas
makalah ini,sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami tentang materi “Keseimbangan
Asam Basa dan Gangguannya”. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril
dan materil.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kesalahan,kekurangan dan kehilafan dalam makalah ini. Untuk itu saran dan
kritik tetap kami harapkan demi perbaikan makalah ini kedepan.akhir kata kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami semua.
Terima kasih
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
pengantar…………..…………………………………………….……………………...….. ii
Daftar isi…………..……………………………………….……………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…….……………………………….……………...…………….……1
B. Rumusan masalah..………………...……………...………….….…..……….……1
C.
Tujuan…………………………………………….………………………….…….1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian asam dan basa ……….………..……..……..……………………………..2
B. Teori asam dan
basa…………………………………………………………………...3
C. Kekuatan asam
dan basa………………………………………………………………5
D. Asam dan basa
dapat dibedakan dengan rasa dan sentuhan…………………………..8
E. Asam dan basa
dalam kehidupan……………………………………………………....9
F. Keseimbangan
asam dan basa.......................................................................................10
G. Ganguuan keseimbangan asam dan
basa......................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………….....…………..….…….17
3.2 Saran………………………………………....……..…………..…..…………..…...17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam
dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki
sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu
larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa
cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat
suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan
berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam
larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan
dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7,
larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7.
pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter.
Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang
keseimbangan asam basa setra berbagai macam faktor atau hal - hal yang
berkaitan dengan keseimbangan asam basa. Serta menjelaskan bagaimana asuhan
keperawatan yang di berikan pada pasien dengan gangguan keseimbangan asam dan
basa.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian asam dan basa
2.
Untuk mengetahui keseimbangan asam basa
3. Untuk mengetahui gangguan yang
terjadi pada keseimbangan asam basa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Asam dan Basa
Ion hidrogen adalah proton tunggal
bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom – atom
hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan dikenal sebagai asam. Satu
contoh asam adalah asam hidroklorida ( HCL ), yang berionasi dalam air
membentuk ion- ion hidrogen ( H+ ) dan ion klorida ( CL- )
demikian juga, asam karbonat ( H2CO3) berionisasi dalam
air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai
contoh, ion bikarbonat ( HCO3-),
adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen untuk
membentuk asam karbonat ( H2CO3). Demikian juga ( HPO4
) adalah suatu basa karena dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk
membentuk ( H2PO4 ). Protein- protein dalam tubuh juga
berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein dengan
muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin
dalam sel darah merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan
basa-basa tubuh yang paling penting.
Istilah
“basa“ sering digunakan secara sinonim dengan “alkali”. Alkali adalah
suatu molekul yang terbentuk dari kombinasi satu atau lebih logam alkali –
natrium, kalium, litium, dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar seperti
ion Hidroksil ( OH- ). Bagian dasar dari molekul-molekul ini
bereaksi secara tepat dengan ion-ion hidrogen untuk menghilangkanya dari
larutan dan oleh karena itu, merupakan basa-basa yang khas untuk alasan yang
serupa, istilah “alkolis” merujuk pada kelebihan
pengeluaran ion-ion hidrogen dari cairan tubuh, sebaliknya penambahan ion-ion
hidrogen yang berlebihan dikenal sebagai “asidosis “.
B. TEORI
ASAM-BASA
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Menurut Arrhenius pada tahun 1903,
asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion
hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
ion hidronium (H3O+).
Basa adalah zat yang dalam air
dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion
hidroksida.
Reaksi keseluruhannya :
Secara umum :
Konsep asam basa Arrhenius terbatas
hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air,
fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
2. Teori Bronsted dan Lowry
Di tahun 1923, kimiawan Denmark
Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-1947) dan kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry
(1874-1936) secara independen mengusulkan teori asam basa baru, yang ternyata
lebih umum.
asam: zat yang mendonorkan proton (H+)
pada zat lain
basa : zat yang dapat menerima
proton (H+) dari zat lain.
Berdasarkan teori ini, reaksi antara
gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam basa, yakni
HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)
simbol (g) dan (s) menyatakan zat
berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida mendonorkan proton pada amonia dan
berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry,
zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Bila zat tertentu lebih mudah
melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa.
Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan
sebagai basa.
Dalam suatu larutan asam dalam air,
air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl–
+ H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam
konjugat2
Basa konjugat dari suatu asam adalah
spesi yang terbentuk ketika satu proton pindah dari asam tersebut.
Asam konjugat dari suatu basa adalah
spesi yang terbentuk ketika satu proton ditambahkan ke basa tersebut.
Dalam reaksi di atas, perbedaan
antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan perubahan antar keduanya adalah
reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, dan pasangan HCl
dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Larutan dalam air ion CO3
2– bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32–
dan H2O, yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan
keduanya membentuk pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32–
→ OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam
konjugat2
Zat disebut sebagai amfoter bila zat
ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air adalah zat amfoter. Reaksi
antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah
contoh reaksi zat amfoter
H2O + H2O → OH–
+ H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2
C. Kekuatan Asam dan Basa
Pada dasarnya skala/tingkat keasaman
suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar
konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+
sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang kimiawan dari Denmark
bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+.
Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika
diungkapkan dengan persamaan :
1. Derajat
keasaman (pH)
Untuk air murni pada temperatur 25
°C :
[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 =
7.
Jika pH = 7, maka larutan
bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan
bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan
bersifat basa
Pada temperatur kamar : pKw = pH +
pOH = 14
2. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang
berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan sejumlah besar ion H+
dalam larutan. Contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih sedikit kecenderungan
untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+.
Contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi
secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat
menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang
bereaksi dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ). Basa
lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3-
berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-.
Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan
pengaturan asam basa normal adalah asam dan basa lemah.
Disebut asam kuat karena zat
terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan
derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya
dengan melihat valensinya.
3. Asam Lemah
Disebut asam lemah karena zat
terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1,
(0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan
langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat).
Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+]
terlebih dahulu dengan rumus :
di mana, Ca = konsentrasi
asam lemah
Ka = tetapan ionisasi
asam lemah
4. Basa Kuat
Disebut basa kuat karena zat
terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada penentuan derajat
keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi
basanya.
5. Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat
terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α
≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH-
tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa lemahnya (seperti halnya
basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan rumus :
di mana, Cb = konsentrasi
basa lemah
Kb = tetapan ionisasi
basa lemah
D.
Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan
Asam mempunyai rasa masam. Rasa
masam yang kita kenal misalnya pada beberapa jenis makanan seperti jeruk, jus
lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa produk seperti
sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basa
mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untuk menguji
adanya asam dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka
bakar dan merusak jaringan.
Seperti halnya rasa, sentuhan bukan
merupakan cara yang aman untuk menguji basa, meskipun kita telah terbiasa
dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti sabun) bersifat
alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang
diberikan oleh sabun, yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk
pembersih saluran.
E.
Asam dan Basa dalam Kehidupan
Beberapa Asam dan Basa Yang Telah
Dikenal
Asam merupakan kebutuhan industri
yang vital. Empat macam asam yang paling penting dalam industri adalah asam
sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam sulfat (H2SO4)
merupakan cairan kental menyerupai oli. Umumnya asam sulfat digunakan dalam
pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik baja, pabrik plastik, obat-obatan,
pewarna, dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat (H3PO4)
digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan
bahwa fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau dan aliran
sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan
untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk. Asam nitrat pekat merupakan cairan
tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit manusia. Asam
klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air. Asap
HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi
jaringan tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya
basa berupa kristal padat. Beberapa produk rumah tangga yang mengandung basa,
antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang digunakan secara luas
adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda kaustik
suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air.
Basa yang paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak
berwarna dengan bau yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu
saluran pernafasan dan paru-paru bila gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai
pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam nitrat.
F.
Keseimbangan Asam dan Basa
Derajat
keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan
asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan
ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam
pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu
adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam
darah yang berperan sebagai komponen asam.
CO2 juga merupakan komponen respiratorik.
Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai
komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik.
Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen asam
.
G.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1.
Asidosis Respiratorik
a.
Pengertian
Asidosis
Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat.
Kecepatan
dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah. Dalam
keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam.
Tingginya
kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
b. Penyebab
Asidosis
respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi
paru-paru, seperti:
Ø Emfisema
Ø Bronkitis kronis
Ø Pneumonia berat
Ø Edema pulmoner
Ø Asma.
Selain
itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat
tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi
bila penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap
mekanisme pernafasan.
c. Gejala
Gejala
pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk, rasa
mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor
dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika
pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak
terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan
bikarbonat, namun proses ini memerlukan waktu beberapa jam bahkan beberapa
hari.
d. Diagnosa
Biasanya
diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan pengukuran
karbondioksida dari darah arteri.
e. Pengobatan
Pengobatan
asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.
Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita
penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema.
Pada
penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu diberikan
pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
2. Asidosis
Metabolik
a. Pengertian
Asidosis
Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring
dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha
mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam
dalam air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat
dan berakhir dengan keadaan koma.
b. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama
adalah:
1.Jumlah
asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan
yang diubah menjadi asam. Sebagian besar menyebabkan asidosis bila dimakan
dianggap beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol
kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan
asidosis metabolik.
2. Tubuh
dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan
sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu diantaranya adalah
diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh akan
memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan
juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
3.
Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam
dalam
Jumlah yang semestinya. Bahkan
jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak
berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis
tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita
kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
·
Penyebab utama dari asidois metabolik: Gagal
ginjal
·
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk
ginjal)
·
Ketoasidosis diabetikum
·
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
·
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis
salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
·
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui
saluran pencernaan karena diare, leostomi atau kolostomi.
c. Gejala
Asidosis
metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau
sedikit lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan
dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa,
rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.
d. Diagnosa
Diagnosis
asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil
dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri
digunakan sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH
darah.
Untuk
mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan
bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan
penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik
dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh
keracunan atau overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara
mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
e. Pengobatan
Pengobatan
asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes
dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun
tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk
mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis
metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang
diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila
terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi
bikarbonat hanya memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
3. Alkalosis Respiratorik
a. Pengertian
Alkalosis
Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan
yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
b.
Penyebab
Pernafasan
yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya
jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab
hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain
dari alkalosis respiratorik adalah:
·
rasa nyeri
·
sirosis hati
·
kadar oksigen darah yang rendah
·
demam
·
overdosis aspirin.
c. Gejala
Alkalosis
respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa
gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi
kejang otot dan penurunan kesadaran.
d. Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri
pH darah juga sering meningkat.
e. Pengobatan
Biasanya
satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya
adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan
nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan
kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya.
Pilihan
lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin,
kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal
ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga
mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis
respiratorik.
4. Alkalosis Metabolic
a. Pengertian
Alkalosis
Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat.
b. Penyebab
Alkalosis
metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti
yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan
perut).
Pada kasus
yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu
banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis
metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang
banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa
darah.
Penyebab
utama akalosis metabolik:
·
Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam
etakrinat)
·
Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan
lambung
·
Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma
Cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
c. Gejala
Alkalosis
metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan
kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat,
dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).
d. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah arteri
untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
e.
Pengobatan
Biasanya
alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa,
dan bersifat netral.
Derajat
keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh
manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh
manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam
pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
B.
Saran
Demi kesempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Harrah's Lake Tahoe Casino - Mapyro
BalasHapusThe Casino 인천광역 출장안마 at Harrah's Lake Tahoe is 양주 출장샵 a hotel 영주 출장샵 in Stateline, Nevada, 평택 출장마사지 U.S.A.. View real-time driving directions to Harrah's Lake Tahoe Casino, 삼척 출장안마